Kamis, 12 Mei 2016

Rondang Bittang

Pesta Budaya Rondang Bittang  XXVIII
Minggu 23 Juni 2013 di Saribu Dolok Kab. Simalungun




      Simalungun adalah salah satu suku dari lima kelompok etnis Batak yang terdiri dari Toba, Mandailing / Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak/Dairi. Secara administratif, etnis Simalungun berada di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat suku Simalungun memiliki musik tradisional yang secara turun-temurun digunakan dan berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya. Musik tradisonal Simalungun diwariskan secara turun-temurun secara lisan kepada generasi berikutnya. 
Pesta Rondang Bittang adalah suatu kegiatan yang bersifat massal serta tradisional pada suku Simalungun, kegiatan pesta ini dilakukan oleh sekelompok masyarakat untuk mengungkapkan rasa kegembiraan setelah selesai panen padi, Pesta ini dilakukan pada saat bulan purnama dimana bintang-bintang turut menambah keindahan terang bulan. Acara yang ditampilkan ada berbagai macam seperti menari (manortor), menyanyi ( taur-taur), berbalas pantun (maruppasa) dengan diiringi musik tradisional seperti Gual, Sulim, Sordam, Tulila dan sebagainya dan bahkan juga ada kegiatan olah raga ketangkasan tradisional. Pesta Rondang Bittang merupakan penyampaian rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala keberhasilan hidup dalam satu tahun penuh. Mempererat rasa kekeluargaan, melestarikan seni budaya bangsa sebagai peninggalan para leluhur, kesempatan bersuka ria di antara seluruh warga masyarakat, dan pewarisan serta kesempatan mempelajari seni budaya bagi generasi muda dan remaja. Pesta Rondang Bittang yang baru-baru ini berlangsung yaitu Pesta Rondang Bittang XXVIII, yang diadakan pada tanggal 23 juni 2013 di Saribu Dolok, Kabupaten Simalungun. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Rondang Bittang merupakan acara tahunan yang diadakan suatu desa karena mendapatkan panen yang baik. Di dalam acara ini banyak bentuk-bentuk kesenian Simalungun yang ditampilkan, seperti Tor-tor sombah yang disebut dengan tarian agung atau tarian klasik yang biasa dipersembahkan untuk menyambut orang-orang yang dihormati jumlah penarinya 6 orang, Huda-huda atau Toping-toping ( tarian Simalungun yang memakai topeng dan paruh burung enggang) diiringi Gual Huda-Huga jumlah penarinya ada 3 orang, Taur-taur (Duet tradisional Simalungun) menggambarkan cinta yang berkomunikasi melalui lagu.
Gambar 1.1 Tor-tor Sombah 

Gambar 1.2  Tor-tor Sombah



Gambar 1.3 Tor-tor Sombah

Penggunaan sarunei dalam ensambel gonrang sebagai musik pengiring tari-tarian tersebut dapat memberikan rangsangan reaksi jasmani pada setiap penonton.
Bunyi-bunyian Sarunei tersebut akan menjadi sumber komunikasi bagi masyarakat baik yang muda maupun yang tua di sekitar bahwa ada suatu acara. Sehingga para penonton yang biasanya mayoritas muda-mudi berdatangan ketempat tersebut untuk menonton, melihat, menari dan menggunakan kesempatan tersebut untuk saling berkomunikasi, berinteraksi dan dapat dijadikan sebagai ajang mencari jodoh bagi kaum muda-mudi.
Gambar 1.4 Ensambel Musik Simalungun
Gambar 1.5 Tarian Massal

Berdasarkann pengklasifikasian/penggolongan alat musik, maka alat-alat musik tradisional Simalungun dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.    Klasifakasi/Golongan Idiofon

a.    Mongmongan, yaitu alat musik yang terbuat dari bahan metal (kuningan atau besi) yang mempunyai pencu (bossed gong). Terdiri dari dua buah : mongmongan sibanggalan dan mongmongan sietekan yang dipergunakan dalam seperangkat gonrang sidua-dua dan gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon. Mongmongan dapat juga dipergunakan untuk memanggil massa di suatu desa.
b.     Ogung, yaitu alat musik yang terbuat dari bahan metal (kuningan atau besi) yang mempunyai pencu (bossed gong). Terdiri dari dua buah : ogung sibanggalan dan ogung sietekan yang dipergunakan dalam seperangkat gonrang sidua-dua dan gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon..

c.    Gerantung, adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan mempunyai kotak resonator (trough resonator). Kotak resonator ada yang terbuat dari kayu, ada yang langsung ditempatkan di atas lobang tanah sebagai resonatornya. Gerantung terdiri dari tujuh bilah mempunyai nada yang berbeda. Gerantung biasanya dimainkan sebagai hiburan ketika istirahat di ladang sebagai pelepas lelah dan sebagai bahan pelajaran untuk menabuh gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon.

2.    Klasifikasi/Golongan Aerofon
a.    Sarunei bolon, suatu alat musik yang mempunyai dua lidah (dable reed) sebagai lobang hembusan yang dipergunakan sebagi pembawa melodi dalam seperangkat gonrang sidua-dua dan gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon. Badannya terbuat dari silastom, nalihnya terbuat dari timah, tumpak bibir terbuat dari tempurung, lidah terbuat dari daun kelapa dan sigumbang terbuat dari bambu. Sarunei bolon mempunyai enam lobang sebelah atas dan satu lobang sebelah bawah.

b.    Sarunei buluh, adalah suatu alat musik yang mempunyai lobang hembusan yang terdiri dari satu lidah (single reed) yang memukul badannya sendiri. Sarunei buluh terbuat dari bambu, mempunyai tujuh lobang suara, sebelah atas enam lobang dan sebelah bawah satu lobang.

3.    Klasifikasi/Golongan Membranofon

a.Gonrang Sidua-dua, adalah gendang yang dipergunakan dalam seperangkat gonrang sidua-dua. Badannya terbuat dari kayu ampiwaras dan kulitnya terbuat dari kulit kancil atau kulit kambing. Gonrang sidua-dua terdiri dari dua buah gendang, oleh karena itu diberi nama gonrang sidua-dua.

b.Gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon, adalah gendang yang terdiri dari satu kulit sebelah atas sedangkan sebelah bawah ditutup dengan kayu. Gendang terdiri dari tujuh buah yang badannya terbuat dari kayu dan kulitnya terbuat dari kulit lembu, kerbau atau kambing. Gendang ini dipergunakan dalam seperangkat gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon.
4.    Klasifikasi/Golongan Kordofon
a.Arbab, adalah alat musik yang terbuat dari : tabung resonator dari labu atau tempurung, leher terbuat dari kayu atau bambu, lempeng atas terbuat dari kulit kancil atau kulit biawak, senar terbuat dari benang dan alat penggesek terbuat dari ijuk enau yang masih muda.
b.Husapi, adalah alat musik sejenis lute yang mempunyai leher.Terbuat dari kayu yang mempunyai dua senar. Bagian badan dan leher dihiasi gambar manusia.

Masyarakat Batak Simalungun sangat menjunjung tinggi warisan leluhur, ucapan syukur senantiasa dipanjatkan lewat upacara. Budaya para leluhur yang menjadi kebanggan salah satunya adalah pemakaian Ulos. Ulos yang disebut Hiou menyampaikan banyak sarat dengan ornamen. Secara legenda, bagi masyarakat Simalungun Ulos dianggap salah satu dari tiga sumber kehangatan manusia selain api dan matahari.
Gambar 1.6 Pakaian Adat Simalungun
Sampain sekarang ini Pesta Rondang Bittang masih dilestarikan dan menjadi pesta tahunan bagi masyarakat Simalungun yang ada di Sumatera utara.
Hasil dokumentasi dan penelitian lapangan 23 Juni 2013 Saribu Dolok Kabupaten Simalungun.



Pretty Manurung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar