PENELUSURAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL
#SalamBudaya ~ Pretty Pancariani Manurung Hutagurgur
Jumat, 03 Juni 2016
Kamis, 12 Mei 2016
Rondang Bittang
Pesta
Budaya Rondang Bittang XXVIII
Minggu 23
Juni 2013 di Saribu Dolok Kab. Simalungun
Simalungun adalah salah satu suku dari lima kelompok etnis Batak yang terdiri dari Toba, Mandailing / Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak/Dairi. Secara
administratif, etnis Simalungun berada di Kabupaten Simalungun, Provinsi
Sumatera Utara. Masyarakat suku Simalungun memiliki musik tradisional yang secara
turun-temurun digunakan dan berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya. Musik
tradisonal Simalungun diwariskan secara turun-temurun secara lisan kepada generasi berikutnya.
Pesta
Rondang Bittang adalah suatu kegiatan yang bersifat massal serta
tradisional pada suku Simalungun, kegiatan pesta ini dilakukan oleh sekelompok masyarakat untuk mengungkapkan rasa kegembiraan
setelah selesai panen padi, Pesta ini dilakukan pada saat bulan purnama dimana bintang-bintang turut
menambah keindahan terang bulan. Acara yang ditampilkan ada berbagai
macam seperti menari (manortor), menyanyi ( taur-taur), berbalas pantun
(maruppasa) dengan diiringi musik tradisional seperti Gual, Sulim, Sordam,
Tulila dan sebagainya dan bahkan juga ada kegiatan olah raga ketangkasan
tradisional. Pesta Rondang Bittang merupakan penyampaian rasa syukur dan
terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala keberhasilan hidup dalam satu
tahun penuh. Mempererat rasa kekeluargaan, melestarikan seni budaya bangsa
sebagai peninggalan para leluhur, kesempatan bersuka ria di antara seluruh
warga masyarakat, dan pewarisan serta kesempatan mempelajari seni budaya bagi
generasi muda dan remaja. Pesta Rondang Bittang yang baru-baru ini berlangsung
yaitu Pesta Rondang Bittang XXVIII, yang diadakan pada tanggal 23 juni 2013 di
Saribu Dolok, Kabupaten Simalungun. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Rondang Bittang merupakan acara tahunan yang diadakan suatu
desa karena mendapatkan panen yang baik. Di dalam acara ini banyak bentuk-bentuk
kesenian Simalungun yang ditampilkan, seperti Tor-tor sombah yang
disebut dengan tarian agung atau tarian klasik yang biasa dipersembahkan untuk
menyambut orang-orang yang dihormati jumlah penarinya 6 orang, Huda-huda atau
Toping-toping ( tarian Simalungun yang memakai topeng dan paruh burung enggang)
diiringi Gual Huda-Huga jumlah penarinya ada 3 orang, Taur-taur (Duet
tradisional Simalungun) menggambarkan cinta yang berkomunikasi melalui lagu.
Gambar 1.1 Tor-tor Sombah
Gambar 1.1 Tor-tor Sombah
Penggunaan sarunei dalam ensambel gonrang sebagai musik
pengiring tari-tarian tersebut dapat memberikan rangsangan reaksi jasmani pada
setiap penonton.
Bunyi-bunyian Sarunei tersebut akan menjadi sumber
komunikasi bagi masyarakat baik yang muda maupun yang tua di sekitar bahwa ada
suatu acara. Sehingga para penonton yang biasanya mayoritas muda-mudi
berdatangan ketempat tersebut untuk menonton, melihat, menari dan menggunakan
kesempatan tersebut untuk saling berkomunikasi, berinteraksi dan dapat
dijadikan sebagai ajang mencari jodoh bagi kaum muda-mudi.
Gambar 1.4 Ensambel Musik Simalungun
Gambar 1.4 Ensambel Musik Simalungun
Berdasarkann
pengklasifikasian/penggolongan alat musik, maka alat-alat musik tradisional
Simalungun dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifakasi/Golongan Idiofon
a. Mongmongan,
yaitu alat musik yang terbuat dari bahan metal (kuningan atau besi) yang
mempunyai pencu (bossed gong). Terdiri dari dua buah : mongmongan sibanggalan
dan mongmongan sietekan yang dipergunakan dalam seperangkat gonrang sidua-dua
dan gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon. Mongmongan dapat juga dipergunakan untuk
memanggil massa di suatu desa.
b. Ogung,
yaitu alat musik yang terbuat dari bahan metal (kuningan atau besi) yang
mempunyai pencu (bossed gong). Terdiri dari dua buah : ogung sibanggalan dan
ogung sietekan yang dipergunakan dalam seperangkat gonrang sidua-dua dan
gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon..
c. Gerantung, adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan
mempunyai kotak resonator (trough resonator). Kotak resonator ada yang terbuat
dari kayu, ada yang langsung ditempatkan di atas lobang tanah sebagai
resonatornya. Gerantung terdiri dari tujuh bilah mempunyai nada yang berbeda.
Gerantung biasanya dimainkan sebagai hiburan ketika istirahat di ladang sebagai
pelepas lelah dan sebagai bahan pelajaran untuk menabuh gonrang
sipitu-pitu/gonrang bolon.
2.
Klasifikasi/Golongan Aerofon
a. Sarunei bolon,
suatu alat musik yang mempunyai dua lidah (dable reed) sebagai lobang hembusan
yang dipergunakan sebagi pembawa melodi dalam seperangkat gonrang sidua-dua dan
gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon. Badannya terbuat dari silastom, nalihnya
terbuat dari timah, tumpak bibir terbuat dari tempurung, lidah terbuat dari
daun kelapa dan sigumbang terbuat dari bambu. Sarunei bolon mempunyai enam
lobang sebelah atas dan satu lobang sebelah bawah.
b. Sarunei buluh, adalah suatu alat musik yang mempunyai
lobang hembusan yang terdiri dari satu lidah (single reed) yang memukul
badannya sendiri. Sarunei buluh terbuat dari bambu, mempunyai tujuh lobang
suara, sebelah atas enam lobang dan sebelah bawah satu lobang.
3. Klasifikasi/Golongan Membranofon
a.Gonrang Sidua-dua, adalah gendang
yang dipergunakan dalam seperangkat gonrang sidua-dua. Badannya terbuat dari
kayu ampiwaras dan kulitnya terbuat dari kulit kancil atau kulit kambing.
Gonrang sidua-dua terdiri dari dua buah gendang, oleh karena itu diberi nama
gonrang sidua-dua.
b.Gonrang sipitu-pitu/gonrang bolon, adalah gendang yang terdiri dari satu
kulit sebelah atas sedangkan sebelah bawah ditutup dengan kayu. Gendang terdiri
dari tujuh buah yang badannya terbuat dari kayu dan kulitnya terbuat dari kulit
lembu, kerbau atau kambing. Gendang ini dipergunakan dalam seperangkat gonrang
sipitu-pitu/gonrang bolon.
4.
Klasifikasi/Golongan Kordofon
a.Arbab, adalah alat musik yang
terbuat dari : tabung resonator dari labu atau tempurung, leher terbuat dari
kayu atau bambu, lempeng atas terbuat dari kulit kancil atau kulit biawak,
senar terbuat dari benang dan alat penggesek terbuat dari ijuk enau yang masih
muda.
b.Husapi, adalah alat musik sejenis lute yang mempunyai leher.Terbuat dari kayu
yang mempunyai dua senar. Bagian badan dan leher dihiasi gambar manusia.
Masyarakat Batak Simalungun sangat menjunjung tinggi warisan leluhur, ucapan syukur senantiasa dipanjatkan lewat upacara. Budaya para leluhur yang
menjadi kebanggan salah satunya adalah pemakaian Ulos. Ulos yang disebut Hiou menyampaikan banyak sarat dengan ornamen. Secara legenda, bagi masyarakat
Simalungun Ulos dianggap salah satu dari tiga sumber kehangatan manusia selain
api dan matahari.
Gambar 1.6 Pakaian Adat Simalungun
Gambar 1.6 Pakaian Adat Simalungun
Langganan:
Postingan (Atom)